Minggu, 14 Februari 2016

JEJAK AREMANIA "TOUR BUDAL MATI" KE STADION GELORA 10NOVEMBER SURABAYA, 16 NOV 1997.

JEJAK AREMANIA "TOUR BUDAL MATI" KE STADION GELORA 10NOVEMBER SURABAYA, 16 NOV 1997.


 
 Ditulis dengan harapan kebersamaan sesama anak bangsa terus dijaga dulu sekarang dan selamanya. Enarupes kalau ada salah ketik kekurangan mohon dikoreksi alias ditambahi dikomentari. Apabila ada kesamaan nama itu adalah kebetulan. cerita ini tidak cut paste dari koran atau blogger tapi diceritakan langsung oleh Koordinator Tour Endik (Gadang) dan Antok Baruna Sumpil.

Nara Sumber;
Pelaku dan Sebagian Koordinator tour; Endik (Gadang), Antok Baruna (Sumpil), Lukman (Kidul Pasar), Antok Jemblung Sumber Sari, Cak Kaji Dengkling Kaji PP (Seksi Keamanan), Ogah, Saiful Gluduk (sing njogo Gerbong KA), dan 2 Lagi ilal jenenge ketika itu menghadap Pak Kol Sutrisno Dandim.

Awalnya Pak Kol Sutrisno menjanjikan memberangkatkan Aremania ke Surabaya pada saat pertemuan di klub Bunga Batu maka ditagih lah sama Aremania beberapa hari menjelang pertandingan

182 Aremania berangkat dari Stasiun Kota Malang seksi
keamanan Aremania Cak Kaji Dengkling dan Saiful Gluduk (bagian menjaga Gerbong kereta api) sebelum berangkat koordinator Endik (Gadang) diumumkan sehari sebelumnya dengan tulisan Kardus "PENDAFTARAN TOUR SURABAYA".

Desy Metal adalah Aremanita pertama dan satu-satunya yang ikut tour "budal mati", Desy metal boleh dibilang cikal bakal Aremanita menurut koordinator tour Endik.

Antok menambahkan "Sing kawab drum iku Anton .. ambek Sugeng. .....korban di ayabarus kenek sawat iku Kepet...logistik ayas bagian nggowo aqua ilang sam 2 dos..padahal aqua iku ngatu..lha wong panitya ga onok sing duwe ojir tour iku..utang aqua 2 dos ambek rokok 2 pak..hehehe..mbois lop "

UKUT OKER UTAS LENCER DI OKER KERA KANYAB, SING TERAKHIR NYEDOT GABUSE THOK, UKUT IPOK SAK SALEG DISRUPUT KERA KANYAB SING TERAKHIR NGOMBE LETHEK'E TOK. LORO SIJI LORO KABEH

Pada saat itu blm ada Yg punya kamera ? "Hahaha yo durung onok sam...tustel ae gak onok sing duwe sam..sing duwe tustel yo Heri wartawan Bhirawa iku tok sam...aremania neyib iku angkatane ayas talarem hebak sam termasuk ayas iki...tapi idealis and wani...ukut oker utas lencer di oker kera kanyab..sing terakhir nyedot gabuse thok..ukut ipok sak saleg di sruput kera kanyab sing terkhir kingahan lethek'e tok...sampek sak mono lo sam rasa kebersamaan biyen iku...kadit ada iri-irian..loro siji loro kabeh.."

"Ladub nang ayabarus iku sblm ke sentul sam..sing ngadakno acara tour Ambek sing kolem nang ayabarus iku satu strip di atas org gila..jare dandim iku sam.." Ujar Anto.

Komentar Miran isilup "..sing ladub iki edan-edane arek edan..nyowo rangkep kabeh..."

Pada saat itu belum ada dirigent maka Endik Yg mencoba menyanyi dan mengkomando dengan gerakan "brak brak brak" kanan kiri bebas ini yang menghentak kandang rival.

Saking ndableke Aremania karena truk yang mengankut tidak mau ditutup, dilempari sepanjang jalan menuju stadion maka petugas sikatan meminta menutup tidak digubris oleh Aremania, saling kesalnya hingga tentara Yg mengawal mengtakkan "kalau nggak mau diatur ayo Aremania tarung satu lawan satu dengan kenop" ada seorang Aremania dgn logat kental Madura namanya Cat Mat dari dalam truck "Pak saya mau Pak langsung dua" Cak Mat yang maju dari dalam truck.

"Sing ketir ketir meneh arek licek dewe Luluk kotalama mangan nde nduwur stadion tembok dibalangi kenop..." Ujar Endik

Slamet moleh aman ucap Endik Gadang dan Antok Baruna (Sumpil). Soalya sama pak Yusuf ajudan Kol Sutrino Dandim, apabila sampai rusuh maka 7 orang yang malam itu hadir di harmure Pak Sutrisno akan dipanggil dan bertanggung jawab. Ketika mereka tiba di Gubeng sudah ribuan kenop penuh dengan berbagai senjata tajam disekitar stasiun bahkan Aremania tetap tegar bertahan karena tahu apabila tindakan "meleset sedikit saja" bisa membuat "182 Aremania menjadi bubur" ini ungkap Endik, sebab yang dihadapi adalah rival dan penuh dendam membara dengan persiapan segala bentuk senjata.

Semoga hal ini tidak terulang lagi, karena sepakbola bukan alat perang. Sepakbola adalah prestasi Bangsa, rivalitas adalah persaingan tetap dijaga dalam koridor sportivitas.

Cerita Tambahan dari peserta tour Agung "sak iling ku sing ladub 185 orang, gerbong ditutup, menghindari ada yang nyelonong kolem diluar daftar peserta resmi, tapi tetep kebobolan ndek stasiun lawang/singosari, 2 aremania mekso kolem, n rayab, dadi total 187. nang bangil pas mandek ndek stasiun, ono bonek kate nggandol sepur, dikiro rombongan supporter ndek njero gerbong iku bonek, pas teko cedek, ketok isine aremania, lsg kabur kabeh ambek misuh2 i aremania. nawak2 ngakak nang njero gerbong. planning awal aremania helom teko stadion 10 menit sebelum pertandingan selesai. tapi diluar dugaan, rencana dirubah, 15 menit sudah harus keluar. saat itulah el kepet terkena lemparan batu (kebetulan posisi ne wong e nang mburiku. kaet ngerti iku el kepet beberapa tahun kemudian) teko stasiun, podo bingung golek update pertandingan. akhir e nemu radio ne penjaga toilet. begitu krungu hasil draw 0-0 . lsg euforia aremania bergema, bernyanyi dan berjingkrak di peron stasiun. helom nang njero gerbong oleh sego bungkusan lawuh e bali telor, puedes, kane lop, ati seneng, weteng wareg"

[BERSAMBUNG]

Terima kasih cerita lama namun tetap membuat semangat menjaga KEBERSAMAAN selamanya, tidak peduli berbeda pandangan/pendapat tetap SAUDARA, mendengar cerita dari Antok Baruna Sumpil dan Endik Gadang. 19 tahun kita tidak bertemu Satu Jiwa MEMPERERAT persaudaraan, Ranu Pane Mei 2015.

Cerita "Jejak Aremania Tour Budal Mati" membawa banyak begitu inspirasi bagi Aremania/Aremanita untuk terus menjaga kebersamaan di tour2 kedepan. Lebih utama lagi adalah dalam cerita ini yang ditulis 19 tahun kemudian mampu melepaskan segala penat disaat Aremania dilanda krisis karena dualisme yang terakhir dibekukan oleh FIFA semua pembaca terhanyut dalam "KEBERSAMAAN" yang pernah dilakukan dengan segala cerita-cerita heroik, unik, fanatisme, respect, ke-edan-nan dsb. Kita dibawa ke "WAKTU" persis sama dimana sebelum terjadinya dualisme dan pembekuan. Semoga "WAKTU" mengingatkan kembali harafiah "SALAM SATU JIWA" agar perbedaan pandangan apapun kita sikapi dengan bijak tetap menjaga "KEBERSAMAAN" , Agung Ipokane Lop dll. memberi masukan yang sangat berarti kita akan update cerita diatas, ditunggu dulur2 yang lain masukannya.


Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10204889920111466&set=a.2818686109983.2117372.1343814938&type=3&theater

0 komentar:

Posting Komentar